Jadi, apa sih pentingnya imbuhan tukang itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'Tukang' berarti orang yang mempunyai kepandaian dalam suatu pekerjaan tangan tertentu dengan alat tertentu. Sebut saja tukang bubur, dia adalah orang yang benar-benar mengerti dengan racikan bumbu-bumbu buburnya. Andai saja tukang bubur tidak pandai dalam me-remix bumbu buburnya, apakah dia bisa disebut tukang bubur lagi? Apalagi sampai bisa naik haji 2 kali. (Hehe, kayak sinetron itu walau sekarang buburnya sudah sedikit terlihat scene-nya).
Sehubungan dengan judul postingan ini, 'Jangan Sepelekan Si Tukang', saya ingin memberikan sedikit contoh betapa para 'Si Tukang' itu tidak bisa dianggap sepele (sama sekali). Pertama, yang biasanya dianggap sepele bahkan dijadikan bahan tertawaan bagi sebagian orang adalah Si Tukang Sapu atau Pengangkut Sampah. Jangan salah, begini-begini mereka salah satu pahlawan lingkungan kita loh. Buktinya, lingkungan kita bisa langsung mengkilap setiap harinya karena pagi dan sorenya dibersihkan oleh beliau-beliau ini. Coba saja misalkan kita yang menyapu dan membersihkan jalanan tuh dari ujung depan sampai pojok belakang. Maknyuus tenan. Mereke pun ga asal-asalan bersih langsung tinggal, tapi juga pakai teknik khusus yang kita ga bisa mempelajarinya di bangku sekolah. So, terbukti kan kalo Si Tukang Sapu itu recomended tukang kan karena pekerjaan ini juga ga sepele dikerjain.
Lanjut ke bagian lainnya yang bertolak belakang dengan Si Tukang Sapu dan rekan-rekan tadi. Kali ini 'Tukang' dalam artian orang yang kelakuannya buruk. Sebut saja Si Tukang Gosip atau Tukang Bohong. Sepertinya apa yang ada di pikiran kita tuh sama kalau mendengar tukang tadi, bawaannya pasti negatif dan nyebelin. Yak, tukang yang seperti ini juga jangan disepelekan. Kita bener-bener harus memperhatikan gerak-gerik bibirnya kalau lagi ngomong. Sedikit banyak mungkin lidahnya 'beracun' kali yak.
Nah, dari ketikan awal sampai paragraf terakhir nih, saya mau menyimpulkan bahwa yang namanya tukang ga selamanya bisa disepelekan. Kita juga butuh para tukang (yang berkonotasi positif) itu. Mari kita hargai jasa-jasa mereka setidaknya menghargai pekerjaannya serta tidak menjadikannya bahan tertawaan yang berlebihan.
Untuk tukang yang berseberangan, saya ga membatasi deh, karena itu kan termasuk hobi, asal jangan berlebihan aja sampai-sampai hobi jadi tukang copet, tukang kawin dan kronco-kronconya. Semoga kita dijauhkan dari tukang yang satu ini. Amin.
Okesip. Sampai sini dulu deh ketikannya. Lanjutin real life dulu aahh.
Thx.
sumber gambar dari google
sumber gambar dari google
+ komentar + 6 komentar
<<-- Tukang Arsip Surat Keluar. Mohon jangan disepelekan karena arsip itu penting saat pemeriksaan BPK. :D
^
^
wkwk
ini salah satu contoh 'tukang' yg punya keahlian khusus (suratmenyurat)
^
^
tukang instal
masih jualan flashdisk, rul?
^
^ tukang pencet tombol stik
lgi enggak wend..
<--- tukang flesdis
Posting Komentar