Itu Kita

| komentar (1)

Dalam bahasa Indonesia, secara harfiah "kita" bermakna orang pertama jamak, yang berbicara bersama orang lain termasuk yang diajak bicara. Maksud kata "kita" tadi saya ambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (search google,okesip) Setidaknya sudah menjelaskan definisi dari kata "kita" yang selama ini sering disama-artikan penggunaanya dengan kata "kami".

Kali ini, saya ingin mencoba mengembangkan kata "kita" ke dalam berbagai bentuk cernaan bahasa. Saya mulai dari ...

Kita itu aku, kamu, dia..
Tiga makhluk yang dipertemukan dalam sebuah pertemanan yang erat. Layaknya segitiga sama sisi yang tiap sisinya sama panjang yang berbeda arah tujunya namun tetap erat menjadi satu bidang. Meski takdir kita berbeda namun tidak menghalangi kita untuk saling melengkapi satu sama lain.

Kita itu aku, kalian, mereka..
Satu kekuatan penuh dalam sebuah tim yang memiliki impian yang sama. Kita membentuk besutan tim terhebat, baik itu tim futsal, tim sukses pilkada, tim kerja bakti, sampai tim marawis. Tiap kita merupakan kesempurnaan bagi tim. Bersama kita bisa. PASTI! (insyaAllah..)

Kita itu manusia..
Makhluk paling sempurna yang diciptakan Sang Penguasa Alam. Diturunkan dari surga sebagai khalifah di dunia ini, dimanapun kita berada. Pembawa misi perdamaian, pemelihara dan penjaga alam semesta beserta isinya. Tidak mudah namun memang itu seharusnya karena telah ada karunia pikiran dan hati yang merupakan anugerah terbesar dalam diri kita.

Kita itu berbeda..
Ada tua, ada muda. Kecil, besar. Kaya, miskin. Pedagang, pembeli. Wanita, pria dan banyak lagi perbedaan yang kita miliki yang terlihat sangat berlawanan namun kenyataannya perbedaanlah yang menyebabkan kita satu. Perbedaanlah yang membuat kita menjadi makhluk yang butuh orang lain.

Kita itu orang Indonesia..
Saya orang jawa, kamu orang sumatera, dia orang maluku, kamu keturunan Cina, timur tengah, eropa. Namun pada akhirnya tetap orang Indonesia toh. Kita berada di dalam sebuah naungan negara yang besar nan kaya sumber alamnya maka sampingkanlah bentuk kesukuan dan sudah sepatutnya kita menjaga negara ini yang telah susah payah melewati masa penjajahan, kemerdekaan, pembangunan, sampai saat dimana kita sendiri masih bingung masa apa yang sedang kita lalui ini. Pokoknya MERDEKA!

Kita itu aku, ayah, ibu..
Sebuah lingkup sosial terkecil diantara besarnya khalayak manusia. Hati kita akan terus terpaut takkan terpisahkan. Aliran darah ini tak dapat terbendung melepas kerinduan dan kebahagian di saat kebersamaan kita. Aku ada karena kalian ada yang selalu mengharap dan berdoa bagiku. Terima kasih.

Itulah "kita"..
Banyak hal yang bisa kita lakukan selama kita bisa bersama, saling menyayangi dan mengasihi satu dengan lain. Indahnya kebersamaan. #okesip

*Masih banyak lagi yang "kita" bisa bentuk.. silakan tambahin sendiri..
**Ilustrasi gambar di atas bermakna "kita" itu bagai jemari tangan

Cebepe Vektor

| komentar (3)

Setelah sekian lama menyimpan file ini, akhirnya saya memberanikan diri untuk membagikannya ke khalayak dunia maya (agak narsis). Awalnya berniat dari keinginan mempelajari gambar vektor/kartun, eh, malah jadi dengan ketidaksempurnaannya.

Sebelum memulai kronologis pembuatan, saya sudah menyiapkan peralatan perang sebelumnya yaitu laptop, mouse, modem, file yang akan diubah, headphone dan tidak ketinggalan software CorelDraw X5. Setelah semuanya siap, bismillah dan engine start!

Saya tidak akan memberikan trik bagaimana caranya membuat gambar vektor wajah saya ini karena sudah banyak tersebar di berbagai laman yang menjelaskannya (disamping itu juga agak malas mengetik banyak).

Untuk membuat sebuah wajah ini pun ternyata tidak membutuhkan teknik-teknik dan efek-efek yang rumit. Hanya saja dibutuhkan kemauan dan kesabaran. Hasil karya ini menghabiskan hampir setengah hari dari kehidupan saya (dimulai sekitar pukul delapan pagi hingga tengah hari) yang hanya fokus ke layar monitor melihat detil lekukan rambut, wajah, hidung, mulut, mata.

Bagian tersulit yaitu hidung karena hidung yang bisa membentuk wajah itu. Kalau saja hidung kurang sesuai dengan bentuk wajahnya, maka hasilnya pun bisa berbeda dari wajah aslinya. Kesulitan lainnya adalah saya menggunakan foto yang pixel-nya tidak terlalu tajam namun untungnya masih terlihat bila di zoom in lebih dalam.

Pemilihan warna juga memberikan kontribusi penting. Warna kulit disesuaikan dengan warna bayangan dan sinar yang datang. Disini saya menggunakan warna bayangan dengan warna tipis yang hampir sama dengan warna wajahnya.

Matahari telah agak condong ke barat, azan dzuhur sudah lama berkumandang dan akhirnya selesailah sudah proyek hari itu. Tinggal diberikan sedikit warna di belakang layar dan lambang copyright (yang tidak terlalu penting). Yak, save as, pilih jpeg, open file, dan criiiiinngg ...

sumber foto dari



Jangan Sepelekan Si Tukang ...

| komentar (6)

Tukang bengkel, tukang sapu, tukang sate, tukang parkir, tukang sapu dan banyak lagi tukang-tukang lainnya yang berawalan tukang. Tak terkecuali tukang tidur, tukang makan, tukang ngabisin uang dan segerombolannya itu. Kita mungkin punya sudut pandang bahwa 'tukang' punya derajat yang agak direndahkan, tapi bagaimana pun itu, tukang itu penting lho!

Jadi, apa sih pentingnya imbuhan tukang itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'Tukang' berarti orang yang mempunyai kepandaian dalam suatu pekerjaan tangan tertentu dengan alat tertentu. Sebut saja tukang bubur, dia adalah orang yang benar-benar mengerti dengan racikan bumbu-bumbu buburnya. Andai saja tukang bubur tidak pandai dalam me-remix bumbu buburnya, apakah dia bisa disebut tukang bubur lagi? Apalagi sampai bisa naik haji 2 kali. (Hehe, kayak sinetron itu walau sekarang buburnya sudah sedikit terlihat scene-nya).

Sehubungan dengan judul postingan ini, 'Jangan Sepelekan Si Tukang', saya ingin memberikan sedikit contoh betapa para 'Si Tukang' itu tidak bisa dianggap sepele (sama sekali). Pertama, yang biasanya dianggap sepele bahkan dijadikan bahan tertawaan bagi sebagian orang adalah Si Tukang Sapu atau Pengangkut Sampah. Jangan salah, begini-begini mereka salah satu pahlawan lingkungan kita loh. Buktinya, lingkungan kita bisa langsung mengkilap setiap harinya karena pagi dan sorenya dibersihkan oleh beliau-beliau ini. Coba saja misalkan kita yang menyapu dan membersihkan jalanan tuh dari ujung depan sampai pojok belakang. Maknyuus tenan. Mereke pun ga asal-asalan bersih langsung tinggal, tapi juga pakai teknik khusus yang kita ga bisa mempelajarinya di bangku sekolah. So, terbukti kan kalo Si Tukang Sapu itu recomended tukang kan karena pekerjaan ini juga ga sepele dikerjain.

Lanjut ke bagian lainnya yang bertolak belakang dengan Si Tukang Sapu dan rekan-rekan tadi. Kali ini 'Tukang' dalam artian orang yang kelakuannya buruk. Sebut saja Si Tukang Gosip atau Tukang Bohong. Sepertinya apa yang ada di pikiran kita tuh sama kalau mendengar tukang tadi, bawaannya pasti negatif dan nyebelin. Yak, tukang yang seperti ini juga jangan disepelekan. Kita bener-bener harus memperhatikan gerak-gerik bibirnya kalau lagi ngomong. Sedikit banyak mungkin lidahnya 'beracun' kali yak.

Nah, dari ketikan awal sampai paragraf terakhir nih, saya mau menyimpulkan bahwa yang namanya tukang ga selamanya bisa disepelekan. Kita juga butuh para tukang (yang berkonotasi positif) itu. Mari kita hargai jasa-jasa mereka setidaknya menghargai pekerjaannya serta tidak menjadikannya bahan tertawaan yang berlebihan.

Untuk tukang yang berseberangan, saya ga membatasi deh, karena itu kan termasuk hobi, asal jangan berlebihan aja sampai-sampai hobi jadi tukang copet, tukang kawin dan kronco-kronconya. Semoga kita dijauhkan dari tukang yang satu ini. Amin.

Okesip. Sampai sini dulu deh ketikannya. Lanjutin real life dulu aahh.
Thx.

sumber gambar dari google
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ♥ cebepe ♥ - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger